Alkitab Elektronik Keluaran LAI (Lembaga Alkitab Indonesia)



Ketika orang terpukul oleh perubahan, kebutuhan akan kepercayaan spiritual semakin hebat (john naisbitt)
Alkitab Elektronik keluaran LAI (Lembaga Alkitab Indonesia) ini sangat populer dikalangan pecinta software Alkitab. Selain karena kemampuannya yang mumpuni, software ini juga memiliki fasilitas yang lengkap. Ia memiliki kemampuan pencarian kata dan ayat serta navigasi yang mudah. Software Alkitab Elektronik ini muncul seiring oleh perkembangan ilmu pengetahuan maupun teknologi.  Kehadiran Alkitab Elektronik tentu menyumbangkan banyak nilai bagi umat untuk membaca dan merenungkan Alkitab secara mudah, praktis dan kaya tanpa batasan waktu dan tempat.  Seiringnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dibenturkan dengan sistem agama sudah membentuk suatu nilai-nilai yang terlembaga dalam masyarakat.
Perangkat agama telah dimodernisasi, seperti kitab suci, tata ibadah dan lain sebagainya Dalam hal ini kita dapat melihat ilmu pengetahuan dan teknologi sudah masuk dalam sistem agama, seperti gadget Al-kitab Elektronik yang semakin sering digunakan oleh masyrakat. Biasanya dalam masyrakat kristen, membawa kitab suci sewaktu beribadah minggu merupakan hal yang biasa dilakukan jemaat. Menjadi identitas bagi jemaat, dengan membawa Kitab Suci sewaktu beribadah minggu adalah penanda bahwa seseorang itu bergama kristen yang hendak beribadah. Namun, Kitab suci yang memiliki simbol identitas agama kristen sudah diganti dengan teknologi yang canggih. Adanya Al-Kitab elektronik berbentuk gadget menarik sebagian besar masyrakat beragama untuk menggunakannya. Alasan logisnya, bahwa masyrakat membutuhkan sesuatu yang instan, efektif dan efesien. Dengan adanya gadget kitab suci seperti ini seakan memudahkan masyrakat untuk beribadah. Cara mendapatkan gadget yang sangat mudah, pemakaian yang simple dan tingkat gengsi.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari sistem agama hari ini. Melalui perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, umat manusia khusunya umat yang beragama banyak yang dipermudah langkah-langkah kehidupannya. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian memang searah dengan dengan perkembangan akal pikir manusia, tetapi juga tidak berbanding lurus dengan ajaran agama. Kebenaran ajaran agama tidak bertentangan dengan kebenaran ilmu pengetahuan tetapi juga tidak saling mempengaruhi. Kendati ajaran agama tidak bertentangan dengan iptek, ajaran agama tidak dikaitkan dengan iptek sama sekali. Dalam masyarakat di mana pola hubungan seperti ini terjadi, penghayatan agama tidak mendorong orang untuk mengembangkan iptek dan pengembangan iptek tidak mendorong orang untuk mendalami dan menghayati ajaran agama. Keadaan seperti ini dapat terjadi dalam masyarakat sekuler. Karena masyarakatnya sudah terbiasa dengan pemisahan agama dan negara/masyarakat, maka. Ketika agama bersinggungan dengan ilmu, persinggungan itu tidak banyak mempunyai dampak karena tampak terasa aneh kalau dikaitkan. Mungkin secara individu dampak itu ada, tetapi secara komunal pola hubungan ini cenderung untuk tidak menimbulkan dampak apa-apa.Di sinilah, peran agama sebagai pedoman hidup menjadi sangat penting untuk dilihat kembali. Dapatkah agama memberi tuntunan agar kita memperoleh dampak iptek yang positif saja, seraya mengeliminasi dampak negatifnya semiminal mungkin.

Analisis Kasus : Agama berhadapan dengan modernisasi (Alkitab Elektronik )
Agama dalam masyaraat modern sedang mengalami transformasi tetapi bukan menurun. Berbanding terbalik dengan Agama tradisional mungkin saja menyusut tetapi kesadaran keagamaan tetap kuat dan memanifestasikan diri dalam kepercayaan-kepercayaan dan ritual-ritual baru yang sesuai dengan bentuk-bentuk aliran kepercayaan yang dianut. Meskipun arti pentingnya dapat saja selanjutnya berkurang agama akan tetap sebagai ciri yang lestari dan permanen daripada sistem-sistem sosial budaya.
Seperti contoh kasus Alkitab Elektronik yang fenomenal penggunaannya. Penggunaan Alkitab Elektronik sudah dianut sebagai paradigma positivisme oleh sebagian besar masyrakat. Alkitab elektronik yang paling fenomenal adalah dalam bentuk aplikasi dalam handphone. Penggunaan aplikasi Alkitab ini tidak hanya terjadi di kota besar saja, tetapi sudah terjadi di kota-kota kecil di jemaat yang besar ataupun jemaat yang kecil. Dengan adanya aplikasi Alkitab di Hp ini, seseorang tidak perlu lagi membawa Alkitab cetak yang secara fisik memang lebih besar dan berat. Praktis, bisa disebut seperti itu. Apalagi, aplikasi alkitab ini mudah sekali didapat dan dengan harga yang lebih murah dari Alkitab cetak. Aplikasi Alkitab memungkinkan penggunanya untuk mencari ayat Alkitab hanya dengan memasukkan kata kunci. Untuk membuka ayat yang sudah menjadi tujuan pengguna juga sangat mudah. Cukup memasukkan nama kitab, pasal, dan ayat tanpa perlu mencari secara keseluruhan. Berbeda dengan Alkitab cetak yang memaksa penggunanya untuk mencari menggunakan penanda halaman (bagi yang ada). Apabila Alkitab cetak tersebut tidak memilki penanda halaman maka ayat tujuan harus dicari halaman demi halaman yang tentu saja menghabiskan waktu. Satu lagi kelebihan dari Alkitab elektronik adalah membuat penggunanya merasa lebih modern karena ini berhubungan dengan teknologi. Agama dipertanyakan eksistensinya  dan dianggap surut dan disfungsi terhadap kehidupan masyaraatnya di era modern ini. Kesiapan masyarakat belakangan ini terhadap agama kurang bersahabat. Masyrakat dewasa ini  manganggap agama sesuatu yang patut dimusuhi atau harus dicurigai, karena dipandang produk masa lalu yang membelenggu kebebasabn manusia dan kini digantikan oleh kebenaran positivisme  walaupun ada agama namun merupakan agama humanitas, agama yang disesuaikan dengan positivisme, ini dikemukakan oleh August Comte . Atau pandangan Friedrich Nietzsche dalam filosofi sekulernya “tuhan telah mati” atau Karl  Marx  bahwa agama hanya “candu/opium” masyarakat
Sebenarnya penggunaan Alkitab elektronik ini sah-sah saja jika sebatas penggunaan dalam konteks waktu san suasana yang tiba-tiba atau tergesa-gesa saja karena penggunaan Alkitab elektronik dala semua konteks waktu dan suasana sebenarnya menimbulkan dampak-dampak negative jugaNamun, jemaat akan dengan leluasa menggunakan HP dengan alasan membaca alkitab. Tidak ada jaminan bahwa jemaat itu tidak akan membuka feature lain, apalagi di hari minggu sering ada sms ucapan “ selamat hari Minggu” bagi orang Kristen. Hal ini tentu saja mengganggu jemaat lain dan merusak suasana ibadah. Penggunaan alkitab elektronik seperti ini lama-kelamaan akan menimbulkan perbedaan, bahkan jarak, dengan pengguna alkitab cetak dengan anggapan bahwa alkitab elektronik memiliki prestise lebih tinggi. Situasi ini memiliki potensi kesenjangan sosial yang sangat tinggi. Semakin maraknya penggunaan alkitab elektronik juga menjadi penanda bahwa gaya hidup serba cepat (instan) sudah semakin menguasai gaya hidup orang Indonesia. Agama sebagai ciri yang lestari dan permanen daripada sistem-sistem sosial budaya. Bagaimanapun berhasilnya ilmu pengetahuan dalam menjelasan dan mengendalikan dunia empiris, tapi ilmu tida berkuasa dalam berhadapan dengan suatu masalah non-empiris. Tiga dasawarsa terakhir, berakhirnya abad 20  terjadi perkembangan pemikiran baru yang mulai menyadari bahwa selama ini manusia salah menjalani kehidupannya. Di dunia ilmu pengetahuan, muncul berbagai pendangan yang menggugat paradigma positivisme.

Kesimpulan :
            Bahwa Alkitab elektronik merupakan produk hasil dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang di dihadapkan dengan sistem agama. Masyarakat yang menggunakan produk perkembangan Iptek adalah adalah masyrakat yang telah menerima modernitas masuk ke sistem agama. Kemudian, agama juga dapat menjadi wadah oleh iptek untuk menjadi tempat komoditas dari perkembangan zaman. Seluruh perangkat agama dimanfaatkan oleh perkembangan Iptek untuk menjual hasil karyanya, yang kemudian ini dipasarkan dan dipakai oleh masyrakat. Ketika agama bersinggungan dengan ilmu, persinggungan itu tidak banyak mempunyai dampak karena tampak terasa aneh kalau dikaitkan. Mungkin secara individu dampak itu ada, tetapi secara komunal pola hubungan ini cenderung untuk tidak menimbulkan dampak apa-apa. Di sinilah, peran agama sebagai pedoman hidup menjadi sangat penting untuk dilihat kembali. Dapatkah agama memberi tuntunan agar kita memperoleh dampak iptek yang positif saja, seraya mengeliminasi dampak negatifnya semiminal mungkin.
Konsekuensi logis yang harus diterima sistem agama ialah kemajuan teknologi yang dapat merusak eksistensial dari agama itu sendiri. Keadaan sekarang berbeda dengan masa lampau. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat. Peradaban umat manusia berubah maju dan modern. Perang sudah terminimalisir dengan berdirinya organisasi perdamaian dunia.  Tingkat modernitas yang masuk kesetiap elemen masyrakat seakan menjadi input yang tak terelakkan. 

0 Komentar:

Posting Komentar