Pohon Natal: Tradisi Memaknai Estetika

0 Komentar

  Akhirnya saya mampu menjelaskan filsafat Estetika, walau cuma googling dan dibantu alat indera untuk merasakan keindahan. Maka Mumpung natalan, dan karena ada Pohon natal, sungguh ini sangat membantu saya menjelaskannya.

  Dirumah-rumah Pohon Natal banyak tumbuh subur. Nah loh Kok bisa ya? Iya, Bisa jadi subur karena ngga pake tanah, air dan sinar matahari bahkan bibit. Nah loh, mustahil ini melanggar disiplin ilmu alam “perkembangbiakan makhluk hidup” jenis Tumbuhan). Namanya juga pohon natal dan Awas salah tafsir ini bukan ngomongin bulu ketek, kaki atau…., yang tumbuh beda dengan tanaman lain. ini soal pohon natal ajaib. #Soktau

Ada lebih baiknya saya promosi dulu setelah mengubraknya.
  Banyak jensis ukurannya, bisa dilipat, belinya juga instan di Mall2, ada paketannya pula. Pohon natal sebenarnya pohon cemara, biasanya dihiasi lampu dan bintang dipucuk pohon. Kalo di barat ini Hadir setiap perayaan Yesus lahir. Anehnya di Yerusalem tempat Yesus lahir Pohon Natal kok ga ada ? Jelas ga ada, wong suhu disana panas ! Ini alasan logis saya heuheue (alasan lain boleh dikomen)

  Pohon Cemara dan Salju memang tidak terkait langsung akan hari kelahiran bayi Yesus karena tidak pernah disebutkan dalam Alkitab NAMUN Pohon Cemara terkait akan kedatangan dan kemuliaan Tuhan (lih Yes 60:13)

Sampe di Indonesia pohon ini jadi klise, seolah menjadi indah bagi umat kristen. (kasihan Pohon mangga, duren, rambutan dll tak terbudiyakan, kalah saing dengan Pohon bule buatan barat.
Berbicara soal estetika (Keindahan ) umat kristiani Indo tak mau kalah keren, orang yang mengaku nasrani malah bersaing gila-gilaan. Pohon natal dianggap lebih indah dari pohon duren! ditradisikan pula. Konon ini berawal dari masa kolonialisme. Tapi masa bodoh ini tetap tradisi barat. Tradisi daerah-daerah Indonesia lebih keren jika bercampur dengan peringatan hari lahir Yesus.

  Meskipun awalnya sesuatu yang indah dinilai dari aspek teknis dalam membentuk suatu karya, namun perubahan pola pikir dalam masyarakat akan turut mempengaruhi penilaian terhadap keindahan.

  Misalnya pada masa romantisme di Perancis, keindahan berarti kemampuan menyajikan sebuah keagungan. Pada masa realisme, keindahan berarti kemampuan menyajikan sesuatu dalam keadaan apa adanya. Pada masa maraknya de Stijl di Belanda, keindahan berarti kemampuan mengkomposisikan warna dan ruang dan kemampuan mengabstraksi benda.

  Membahas tentang keindahan, estetika disebut juga dengan filsafat keindahan (philosophy of beauty), yang artinya hal-hal yang dapat dicerap dengan indera atau cerapan indera. Kasihan alat indera umat kristen Indo di kontrol oleh asing. Buktinya aa yang lebih indah merayakan natal selain pohon natal. Keindahannya pun ga kalah jauh dengan Pohon natal yang dijual instan.

  Sungguh tak menyadarkan, Jika soal keindahan saja kita kita palsu merasakannya. Malah memakai topi merah bak santa dengan rusanya yang bisa terbang dan Beberapa orang yang melulu mengindahkan pohon natal yang dipasang dirumah. Jika faktanya Ini bukan tradisi orang KRISTEN, dan ini tradisi orang BARAT atau Yahudi ! dan ini mengaburkan tradisi kedaerahan.